Menengok Kerajinan Khas Tasikmalaya

Kebaya Khas Tasikmalaya
Kebaya Khas Tasikmalaya
Menengok Kerajinan Khas Tasikmalaya - Jika Anda berkunjung ke Tasikmalaya, sayang untuk melewatkan singgah di sentra sentra kerajinan khas Tasikmalaya. Menurut catatan Dinas UMKM, Koperasi, Industri dan Perdagangan Kota Tasikmalaya sektor UMKM meraup omzet per tahun sekitar Rp2 triliun dari 7.700 unit usaha dengan serapan tenaga kerja mencapai 55.000 orang. Komoditas unggulan meliputi bordir, kerajinan bambu, kelom dan payung geulis, batik, kerajinan kayu dan olahan makanan.

Sentra Bordir berada dalam wilayah Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, terutama sepanjang Jalan Air Tanjung. Di jalan yang panjangnya sekitar 5 Km ini tersebar rumah-rumah produksi. Yang paling tertua ialah Butik H. Zarkasie yang terletak di Jalan Air Tanjung. Ia merupakan salah seorang keturunan dari Hj. Umayah binti H.Musa yang pertama kali memperkenalkan ketrampilan bordir di Tasik pada 1925. Bordir Tasikmalaya punya ciri pada motifnya yang floral beragam.
Pembuatan Kebaya Tasikmalaya
Pembuatan Kebaya Tasikmalaya
Untuk mencapai lokasi tersebut dari alun-alun Kota Tasikmalaya, Anda menempuh arah selatan melalui Jalan HZ Mustofa, terus ke Jalan Perintis Kemerdekaan hingga menemukan ke jalan Raya Kawalu sampai Anda dapat  menemukan gapura nan megah ucapan Selamat Datang di Sentra Bordir Tasikmalaya. Hanya saja jangan Anda bayangkan outlet-oulet bordir itu  tersentral di suatu titik (seperti pada) industri sepatu Cibaduyut, Bandung), tetapi tersebar di sejumlah titik terutama di Jalan Air Tanjung. banyak outlet-outlet berdiri memanjang di sepanjang jalan dengan beberapa papan nama.

Butik Haryati
Butik Haryati
Butik Haryati
Butik milik Hajjah Haryati terletak sekitar sepuluh menit perjalanan dari arah Perintis Kemerdekaan menelusuri Jalan Air Tanjung. Bangunan bertingkat dua yang didirikan pada 1988 ini didominasi putih dan abu-abu dengan ornament warna hijau muda dan merah memberikan kesan mewah. Lantai pertama merupakan tempat pameran aneka macam produk bordir yang dipajang dengan apik, mulai dari busana muslimah, kebaya,  mukenah, hingga baju Koko serta sarung untuk kaum prianya. Saya menaksir ratusan item tersebar mulai yang dipajang rak gantungan hingga di plafon bangunan. Di lantai saja terdapat paling tidak terdapat 15 belas rak gantungan baju.

Ibu Haryati
Minggu pagi, Awal Mei lalu ketika saya mengunjungi butik itu, Hajjah Haryati tampak begitu telaten melayani dua hingga tiga orang pembeli grosiran. Di tengah ruangan beberapa karyawannya sibuk memilah milah busana dan mukenah. Perempuan kelahiran Taksimalaya 17 November 1951 ini masih belum beranjak dari tempatnya ketika saya menemuinya, sembari melayani seorang ibu yang datang dari Banjar membawa busana berwarna hijau dengan bordiran bunga berwarna emas. “Sekitar 60% pembeli dari butik ini lokal dan 40% untuk ekspor.

Ekspor Ke Negara Tetangga
Kami paling banyak mengirim ke Malaysia, Brunei, untuk busanah muslimah dan baju terusan dengan brodiran untuk Singapura. Para peminat memesan hingga ratusan kodi. Sekali pengiriman Omzet penjualan tertinggi pada Ramadhan dan menjelang Hari Raya naik sekitar 75% dari rata-rata penjualan. Untuk ekspor menjelang hari raya kami bisa mengirim 300 kodi. Kalau di waktu lain rata-rata 100 kodi," papar ibu dari lima anak ini. Menurut cerita Haryati bisnis bordirnya didirikan pada 1968 dan keterampilannya diperolehnya secara otodidak dari Sang Ibu Hajjah Siti Maryam. Sang Ibu memulai usaha dagangnya dengan mengambil barang dari Toko milik orang Tionghoa bernama Jonas.
Lokasi Butik Haryati
Lokasi Butik Haryati
Pendidikan Haryati hanya setaraf SMP, karena harus menikah dalam usia16 tahun. namun justru ditangannya bisnis bodir menjadi lebih kreatif, inovatif dan pelanggannya pun menjadi lebih luas. Di seberang jalan berhadapan dengan bangunan butik terdapat tempat bangunan tempat bengkel kerajinan Haryati. Bengkel itu terdapat tiga bagian, yang dua bagian dijalankan dengan mesin yang terkomputerisasi dan yang satu dijalankan oleh dua orang dijalankan secara tradisional dan manual memang lebih mahal dari yang dibuat mesin karena waktu pembuatannya bias sepuluh hari. Harganya rata-rata Rp2,5 juta satu stel," imbuh Haryati lagi.

Haryati mengaku mempunyai 300 orang karyawan. Kelima anak Haryati sudah membuka butiknya sendiri-sendiri. Di antaranya adalah Turatex yang berlokasi juga di Air Tanjung dan dikelola oleh anak pertamanya bernama Erla. Anak yang pertama, Erla menjalankan merek Turatex juga berlokasi di Air Tanjung.

Kelom Geulis

Kelom Geulis diambil dari bahasa Sunda yaitu bahasa daerah Kota Tasikmalaya (Jawa Barat) yang artinya adalah sandal kayu cantik. Kelom = sandal kayu, Geulis = cantik. Ciri khas yang membuat Sandal Kelom Geulis Tasik menjadi cantik, menarik dan unik adalah karena sandal ini terbuat dari kayu dengan hiasan ukiran, bordir, lukisan dan batik khas Tasikmalaya dan dibuat secara manual menggunakan tangan manusia. Sandal terbuka (dan ada yang tertutup ) ini diberi sulaman benang dan mote yang cantik di sabut kulit yang melengkapi sandal. Seringkali kayu sebagai alas itu sendiri diberi ukiran sehingga makin mempercantik kelom geulis.

Kerajinan Khas lainnya: Payung Geulis