Desa Wisata Petingsari |
Rasa penasaran untuk menengok langsung Desa Wisata nomor satu
dalam Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong Travelgad untuk
singgah ke dusun yang hanya bisa diakses oleh sepeda motor dan kendaraan
pribadi ini. Jumat siang beberapa tahun lalu Travelgad tiba di Dusun
Pentingsari, Umbulhardjo, Kabupaten Sleman setelah menempuh perjalanan hampir 45
menit dari Yogyakarta ke arah Kaliurang.
SEJARAH DESA PETINGSARI SLEMAN
Saya menemui Sumardi,
Kepala Desa Pentingsari yang memiliki 122 kepala keluarga dengan jumlah
penduduk 339 jiwa. Rumahnya yang sekaligus menjadi sekretariat ini mempunyai
arsitektur semi tradisional Jawa, memiliki empat kamar dan dikelilingi aneka
tanaman yang rimbun. Terdapat sekitar 300 jenis tanaman mulai dari manggis,
duren, alpukat dan sebagainya.
Menurut cerita pria kelahiran 1930 ini sejak diresmikan
menjadi desa wisata pada 15 April 2008 hingga minggu pertama Juli 2014 sudah 87
ribu wisatawan yang menginap secara homestay (tinggal di rumah penduduk).
Sebanyak rumah dari 70 Kepala Keluarga termasuk rumah Sumardi siap menampung wisatawan dengan hitungan
setiap rumah memiliki 2-8 kamar. Setiap kamar bisa menampung dua hingga empat
orang. Desa ini bisa menampung 500 hingga 600 wisatawan kalau penuh.
Homestay di Desa Wisata Petingsari |
Cerita Sumardi sewaktu
dia masih kanak-kanak tahun 1930-an Desa Pentingsari hanya memiliki 15 Kepala
Keluarga. Rumah banyak berlantai tanah. Dindingnya juga dinding bambu dan
atapnya genteng keramik. Warga mengambil bahan bangunan hingga dua kilometer
dari desa itu. Pada waktu masa Jepang, warga diminta menanam Palawija dan kerja
paksa. Desa itu juga pernah menjadi tempat pertempuran pada masa perang
kemerdekaan.
Beberapa pejuang gugur di sini tetapi bukan warga. Satu-satunya
korban dari Desa Pentingsari adalah Mbah saya yang kena peluru hingga terluka.
Waktu itu tidak ada dokter, peluru itu diambil sendiri. Kami juga memberi makan
pejuang berupa nasi, sayur dan lauk pauk apa adanya. Tentara Belanda kerap
kemari, tetapi yang paling ditakuti warga ialah Cocor Merah (pesawat tempur
belanda) dan peluru mortir yang membuat beberapa rumah hancur kenang Sumardi.
Dia bersama beberapa
warga desa kemudian merintis desa wisata. Melalui sebuah musyawarah sebanyak 70
persen warga setuju. Tamu pertama adalah Pak Edi dosen AKABRI Magelang dan
kemudian disusul para wartawan. Tamu paling banyak antara 2009 hingga hingga
2010 mencapai 5 ribu orang per bulannya. Sementara tahun pertama jumlah tamu
hanya hanya 1126 orang.
Menurut Sumardi, desa ini juga menyediakan 35 orang pemandu
yang direkrut dari Karang Taruna putra dan putri berusia 18 hingga 21 tahun.
Pemandu dari Karang Taruna ini mendapatkan Rp10-Rp25 ribu dari jasanya. Selama
menginap para wisatawan bisa melihat delapan obyek wisata, seperti Watu Dakon,
Watu Gajah, Makam Pentingsari.
DAYA TARIK DESA WISATA PETINGSARI
Watu Dakon adalah
peninggalan Sunan Kalijaga. Menurut cerita tutur Watu Dakon untuk tempat
menghitung waktu baik. Pangeran
Diponegoro pernah singgah di sini untuk mengetahui kapan untuk menyerang
tentara Belanda. Di sini ada juga makam pejuang tahun 1948-1949 tutur tamatan
SGP ini.
Wisatawan Belajar Gamelan |
Para wisatawan juga bisa menikmati membajak sawah, belajar membatik,
belajar menari, kesenian kuda lumping, karawitan, gamelan, cokekan, belajar
wayang orang hingga membuat janur. Bagi wisatawan yang membawa anak-anak juga diperkenalkan
permainan tradisional seperti Gobag Sodor (permainan yang dilakukan dua tim
yang masing-masing berjumlah enam orang), Jethungan (semacam petak umpet) dan
Cublak-cublak Suweng (bermain sambil melantukan lagu). Bagi orang kantoran juga
disediakan arena untuk outbound dan camping ground (yang ketika dilihat Travelgad
berfungsi juga sebagai tempat futsal).
Lokasi Pemancingan Desa Wisata Petingsari |
DARI AULA SIMBHOK HINGGA SENTHONG MBAH KARYO
Setelah cukup lama
mengobrol Sumardi menghubungi wakilnya
Duto Yugantoro untuk menjadi pemandu Travelgad. Alumnus Fakultas Perikanan
Intitut Pertanian bogor ini mengajak melihat lembah sungai tempat aliran lahar
yang juga menjadi kawasan untuk trekking bagi wisatawan.
Menurut cerita pria
kelahiran 1968 ini dahulunya tempat itu adalah sawah sebelum dilanda lahar.
Kemudian kami melihat berbagai bangunan berarsitektur Jawa wisatawan. Di antaranya ada yang dinamakan dengan Bahasa Jawa seperti
Aula Simbhok tempat pertemuan para wisatawan atau tempat belajar menari,
Senthong MBah Karyo (dalam bahasa Jawa senthong artinya rumah) tempat menginap
VIP. Aula Simbhok ini bisa menampung 500 orang. Kalau tempat makan VIP biasanya
disediakan makanan tradisional seperti pecel, urap. Kami juga menawarkan pesta
kebun kepada para tamu VIP, di antara para pejabat instansi kementerian pariwisata
terang Doto yang menyebutukan penghasilan desa bisa mencapai Rp600 juta per
tahunnya.
Dalam areal desa terdapat sebuah rumah yang dijadikan tempat
untuk belajar membatik , ruangan makan VIP (lengkap dengan alat masak seperti
anglo , tempat pemancingan, hingga kebun pembibitan. Travelgad melihat satu rumah yang dijadikan tempat
penjualan kopi bubuk olahan warga dari sebuah kelompok tani. Kami kemudian
mengunjungi situs-situs yang dimaksud, seperti batu besar namun memang ada
tanda-tanda dahulunya ada tembok.
Setelah hampir satu jam berkeliling kami kembali ke Rumah Pak
Sumardi. Di sana sudah menanti Andriyani, Kepala SDM sebuah bank swasta
nasioanal terkemuka cabang Yogyakarta sedang mencari tempat untuk menjamu
direksi dari pusat yang membawa keluarganya. Doto kemudian mengajak tamu itu
berkeliling. Sementara Travelgad kembali mengajak Sumardi mengobrol soal
sejarah desa itu.
PRESTASI DESA WISATA PETINGSARI
Desa Pentingsari
meraih sejumlah penghargaan. Di antaranya pada 17 juli 2008 desa ini
mendapatkan Juara II Tingkat Kabupaten Sleman. Prestasi ini membuat desa ini
mewaklili Kabupaten Sleman pada 9 November 2009.
Pada 23 November 2009 Desa Pentingsari mendapatkan juara
pertama alam yang unik dan pelestarian budaya. PBB sendiri memberi penghargaan
pada 14 juni 2011 untuk pelestarian alam dan Budaya. Namun sebetulnya yang
paling penting adalah pem-berdayaan masyarakat. Warga desa berhasil
mengembangkan suaha sayuran hidroponik, kopi dan jambu.
Desa ini juga dikunjungi turis asing. Di antara kunjungan
wisatawan asing ke Desa Wisata Pentingsari tersebut adalah field trip 20 (dua
puluh) mahasiswa Austria yang sedang belajar di Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP)
UGM Yogayakarta pada tanggal 19 Juli 2010. Di Desa Wisata Pentingsari mereka
belajar tentang perkebunan, pengelolaan kopi, budi-daya jamur, sayur organik,
kerajinan maupun petualangan alam. Ada juga kunjungan dari pertukaran mahasiswa dari Jerman dan
Belanda yang tergabung dalam Summer School Camp Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), tanggal 24 dan 25 Juli 2010. Mereka melakukan
aktivitas diantaranya camping, outbound, petualangan alam dan kuliner. Tamu
lain yang pernah berkunjung adalah dari Universitas Melbourne, Australia.
PAKET WISATA DI DESA WISATA PETINGSARI
Wisatawan cukup membayar Rp100 ribu per malam untuk menginap. Jumlah itu termasuk makan 3 kali sehari dan snack. Dari jumlah itu pihak desa hanya memungut 5-10 persen, sisanya 45 persen dikembalikan ke wisatawan berupa makan dan 45% untuk pemilik rumah. Ini sebuah cara untuk memberdayakan masyarakat yang sebagian besar adalah petani. Mereka bisa mendapat penghasilan tambahan. Selain itu warga juga bisa menjual herbal (tanaman obat), serta hasil kebun kepada para wisatawan.
LOKASI DESA WISATA PETINGSARI
Desa ini beralamt di Desa Petingsari, Umbulharjo, Sleman . Pada bagian sebelah barat yang sangat curam terdapat kali
Kuning, sementara sebelah selatan dibatasi kawasan Tempuran, timur sungai Pawon
dan utara Gambrutan, sebuah daratan yang berhubungan langsung dengan tanah di
sekeliling kelurahan Umbulhardjo sampai ke pelataran Gunung Merapi.(GoogleMaps)
FASILITAS DI DESA
WISATA PENTINGSARI
1. Home stay
2. Pendopo/ruang
pertemuan
3. Camping
ground/arena outbond
4. Kolam pemancingan
5. Parkis bis
6. Objek wisata
Aktivitas di Desa Wisata Pentingsari
1. Jelajah desa
2. Outbond di kali
kuning
3. Tari punokawan dan
jatilan
4. Belajar gamelan
5. Belajar batik
6. Panen jamur
7.Belajar Tari jawa
klasik